Hilirisasi Baterai Wujudkan Energi Murah dan Berkelanjutan

Jakarta – Hilirisasi baterai menjadi tulang punggung dalam mewujudkan energi murah dan berkelanjutan di Indonesia. Pemerintah dan pelaku industri bersinergi membentuk ekosistem baterai dari hulu ke hilir untuk mendukung transisi energi bersih, menurunkan biaya, serta memperkuat ketahanan energi nasional.

Wakil Ketua Komite Hilirisasi Mineral & Batubara, Kadin, Djoko Widayatno menjelaskan hilirisasi nikel merupakan fondasi utama untuk pengembangan industri baterai EV. Ia menambahkan bahwa nilai tambah baterai sel EV bisa berlipat jauh dibanding bahan mentah – hingga 642 kali nilai bijih.

“Indonesia sudah mencetak capaian strategis dalam hilirisasi nikel. Capaian strategis Indonesia dalam hilirisasi nikel akan semakin kokoh apabila diperkuat melalui tata kelola yang baik serta pengembangan ekosistem industri yang menyeluruh,” katanya.

Dengan membangun industri baterai dari ekstraksi bahan mentah, pemurnian, manufaktur sel baterai, hingga daur ulang, Indonesia tak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga menekan biaya energi dalam jangka panjang. Biaya produksi kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi dapat ditekan secara signifikan jika baterai diproduksi secara lokal. Hal ini berimplikasi pada peningkatan akses energi bersih yang terjangkau, terutama di wilayah-wilayah terpencil yang belum tersentuh jaringan listrik konvensional.

Direktur Utama PT Pertamina NRE, John Anis menegaskan bahwa proyek ini adalah bagian penting dari roadmap energi bersih nasional.Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi ini menunjukkan sinergi kuat antara BUMN dan mitra global demi masa depan yang berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa pengembangan baterai ini akan menjadi motor penggerak transformasi energi di Indonesia, Pertamina NRE akan terus mengembangkan potensi energi hijau dan memastikan integrasi antarproyek agar transformasi energi dapat berjalan maksimal” ujar John Anis.

Hilirisasi baterai juga membuka peluang besar dalam penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan riset teknologi tinggi. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk mendorong inovasi dan membangun sumber daya manusia unggul di bidang teknologi baterai dan kendaraan listrik. Dengan berkembangnya ekosistem ini, Indonesia diharapkan dapat naik kelas dari sekadar eksportir bahan mentah menjadi produsen teknologi energi bersih yang diperhitungkan secara global.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menuturkan bahwa Pertamina mendukung langkah bisnis Pertamina NRE dalam energi transisi ini. Hal tersebut sejalan dengan upaya Pertamina untuk mendorong tercapainya bauran energi serta target net zero emission Pemerintah, selain guna mewujudkan swasembada energi nasional. Ekosistem energi baterai diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan energi transisi di Indonesia.

“Pertamina mendukung peran Pertamina NRE untuk mengembangkan ekosistem energi baru terbarukan, termasuk mendorong sinergi dengan berbagai pihak sehingga upaya ini bisa terwujud dengan lebih cepat,” jelas Fadjar.

Lewat kombinasi strategi kebijakan, insentif, dan pengelolaan yang berkelanjutan, hilirisasi baterai bukan hanya menjadi motor penggerak energi murah, tetapi juga jembatan menuju Indonesia sebagai kekuatan utama dalam revolusi energi hijau global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *